Karol Józef Wojtyła

Paus Yohanes Paulus II adalah seorang Polandia yang lahir 18 Mei 1920, di Wadowice sebuah kota kecil dengan penduduk sekitar 7.000 jiwa, berada +50 kilometer di barat daya Krakow - Polandia. Orang tuanya memberikan nama Karol Józef Wojtyła, putra bungsu dari tiga bersaudara, dari keluarga seorang penjahit dan pensiunan tentara Karol Wojtyla dan Emilia Kaczorowska, seorang guru sekolah. Kakak sulungnya Edmund, seorang dokter. Olga adalah kakaknya perempuan yang lahir dan meninggal (+1914) sebelum Karol lahir.

http://www.telegraph.co.uk
Ayahnya bernama Karol Wojtyla, lahir 18 Juli 1879 di Lipnik dekat kota Bielsko Biala dari keluarga Maciej dan Anna. Ia menjadi seorang tentara Austria sejak tahun 1900, kemudian menjadi tentara Polandia hingga pensiun pada tahun 1927. Ia lalu bekerja sebagai seorang penjahit dan pensiunan tentara. Kemudian ia meninggal sekitar tahun 1941. Ibunya bernama Emilia Kaczorowska, lahir 26 Maret 1884 di Krakow sebagai anak kelima dari delapan bersaudara. Ia terlahir dari keluarga Feliks dan Maria Anna. Ia adalah seorang guru sekolah.

Pada masa kecil, teman-teman sebayanya memanggil Lolek. Masa-masa sampai remaja tampaknya tidak sebahagia teman-temannya. Saat berumur sembilan tahun, ibu yang dicintainya wafat pada usia 40 tahun (+13 April 1929) karena sakit gagal ginjal dan jantung. Tiga tahun kemudian kakak laki-lakinya meninggal (+ 22 Desember 1932) karena demam scarlet septik parah. Bahkan dia sendiri nyaris tewas dua kali akibat tertabrak mobil dan tertabrak truk (1944).

Lolek dikenal sebagai murid yang baik dan mudah bergaul, serta menyukai olahraga. Biasanya pada musim panas, bersama dengan teman-temannya pergi berenang di sungai Skawa. Pada musim dingin bermain sky/skate di lapangan tenis yang beku dekat bar di Venice. Setelah ibu dan kakaknya meninggalkan dunia, Lolek dan ayahnya hidup di sebuah Spartan, apartemen satu kamar di belakang gereja. Ayahnya, membesarkan dan mendidik Lolek dengan disiplin seperti tentara dan belajar agama. Ayahnya berharap besar, kelak Lolek menjadi pelayan Tuhan. Lolek sendiri gemar puisi, teater dan agama.


Setelah lulus sekolah menengah (1938), Lolek dan ayahnya pindah ke Krakow. Di kota ini, ia belajar sastra dan filsafat di Universitas Jagiellonian. Kesempatan baik baginya bergabung dengan kelompok pembaca puisi dan kelompok diskusi sastra.


Ketika Jerman menyerang Polandia (1939), pasukan Nazi menutup universitas. Sebagai seorang muda Lolek harus bekerja (1940-1944) di sebuah pertambangan, kemudian di pabrik kimia Solvay untuk memperoleh nafkah hidup dan untuk menghindari dideportasi ke Jerman. Tak lama kemudian, Februari 1941, ayahnya meninggal dunia dalam usia 61. Ayahnya jelas tidak sempat melihat Lolek menjadi pastor kelak.


*) dari berbagai sumber