Dari yang Manusiawi


Sejenak kita berkaca diri. Apa yang terjadi sejatinya dalam dinamika harian hidup kita. Dalam berelasi dengan setiap orang, di tengah-tengah kesibukan aktivitas kita, atau di sela-sela waktu senggang kita. Kita menemukan adanya ketegangan antara aktualisasi diri, ambisi pribadi, citra diri, pencarian diri, semangat hidup, makna dan tujuan hidup. Semua terjadi sangat-sangat manusiawi. Demikian pun yang dialami secara konkrit oleh Ignatius dari Loyola dalam hidupnya.

IGNATIUS dari LOYOLA
Mari kita melihat sisi lain di balik dinamika kemanusiaan itu. Ignatius belajar menemukan Tuhan dan berjuang untuk memberikan dan membaktikan diri kepada Tuhan sendiri. Ia adalah salah seorang prajurit yang berkebangsaan Spanyol yang dengan rendah hati mengakui diri sebagai sosok yang tidak sempurna, penuh ambisi, egoisme dan idealis. Kita tentu tahu kisahnya yang heroik dan tragis dalam pertempuran di Pamplona. Tampaknya peristiwa itu menjadi saksi sejarah yang mengubah dinamika hidupnya.
  
Ignatius menjadi seorang mistikus, pendoa, pemimpin rohani dan juga teman yang baik serta rendah hati. Perubahan diri Ignatius itu telah meninggalkan sebuah warisan yang berharga bagi Gereja Katolik. Sebuah spiritualitas untuk menemukan Tuhan dalam realitas kongkrit hidup kita sehari-hari. 

Warisan Ignatius yang sangat kuat bergema adalah tentang "discerment" pembedaan Roh, yang sampai hari ini telah membantu banyak orang membangun dan menghayati iman katolik dan hidup rohani.