- Kasih Seorang Ibu (4) -
“Penyakit terburuk saat ini adalah situasi hidup yang tidak dikehendaki, ditinggalkan dan dilupakan. Momok
yang paling besar ialah begitu tergila-gila dengan harta, hampir tidak
mempunyai waktudan melupakan orang-orang di sekitar yang membutuhkan
kita.”Itulah sebuah cita rasa yang diungkapkan Ibu Teresa dalam hidupnya
yang begitu akrab dengan kekurangan dan penderitaan manusia. Hal ini
membuatnya memiliki sebuah pandangan yang khas terhadap “orang-orang
kecil”.
Bagi
Ibu Teresa, orang-orang kecil adalah mereka yang disingkirkan,
ditinggalkan dan dibuang oleh orang lain bahkan oleh orang-orang yang
dicintainya. Ia melihat bahwa kebutuhan dasar manusia adalah cinta.
Ketika cinta sudah menjadi sesuatu yang sangat langka dan sulit untuk
ditemukan, maka di situlah penderitaan dirasakan.
Persoalan
kehidupan manusia yang semakin kompleks membuat tak sedikit orang
kehilangan orientasi dalam hidupnya, karena tenggelam dalam glamornya
dunia. Orang menjadi tidak peduli dengan sesamanya, sehingga tak dapat
dipungkiri orang merasakan hidupnya kesepian, tak bermakna, hampa, tak
dicintai dan merasa tak berarti lagi. Bagi Ibu Teresa, mereka-lah yang
disebut miskin dan terbuang.
Penderitaan
mereka yang miskin dan terbuang bukan hanya karena penyakit yang
dideritanya, melainkan juga karena sikap masyarakat atau orang-orang
yang dulu pernah dikenal, dicintai dan mencintainya; kini mengasingkan,
menyingkirkan. Itulah sebuah penolakan yang mengukir “luka batin” sangat
dalam bagi mereka yang menderita, disingkirkan dan diasingkan dari
hidupnya. Mereka harus berjuang dengan berbagai cara untuk
mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Secara hakiki mereka tidak
ingin diasingkan dan disingkirkan dari kehidupan masyarakat. Mereka
mempunyai hak untuk hidup bersama dan berjuang dalam kehidupan ini.
Kalkuta
merupakan potret salah satu tempat terdapat banyak orang miskin. Bagi
Ibu Teresa ada banyak ‘kalkuta lain’ bila kita mau membuka mata terhadap
orang-orang di sekitar kita. Mereka membutuhkan waktu dan keterbukaan
hati untuk bisa menemukan kembali jati diri hidup mereka sebagai gambar
dan citra Allah yang sangat berharga. Ibu Teresa mengajak setiap orang
untuk peka terhadap mereka. Ia mengatakan bahwa kita harus mulai dari
keluarga kita, kemudian tetangga dan orang-orang di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar