Kasih Seorang Ibu (6)
Dalam hidupnya Ibu Teresa selalu dekat dengan penderitaan manusia
yang tersingkir dan terbuang. Ia merasakan pengalaman-pengalaman yang
paling getir yang dirasakan dan dialami oleh mereka. Meski demikian, ia
tetap percaya akan cinta Tuhan terhadap semua mahluk ciptaanNya. Ia
tidak melihat semua penderitaan itu sebagai bentuk ketidakpedulian Tuhan
terhadap ciptaanNya. Ia melihat penderitaan itu sebagai bagian dari
drama abadi tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya.
Penderitaan memberikan manusia kesempatan untuk secara kongkret dan
sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan sesama. Orang yang menyatakan diri
mencintai Tuhan juga harus mewujudkan cintanya itu pada sesama, dua hal
ini tak bisa dipisahkan. Dalam perjumpaan dengan orang-orang miskin dan
terbuang inilah manusia benar-benar dapat mencintai Tuhan dan sesama
secara kongkret.
Ibu Teresa ingin datang dan menawarkan
sebuah nilai dasar yang seharusnya diwujudkan oleh setiap orang, yaitu
kasih. Bagi Ibu Teresa kasih merupakan sumber dan dasar segala sesuatu.
Ibu Teresa mengajak semua orang memulai gerakan budaya kasih dari
keluarganya masing-masing. Di mana satu sama lain saling berbagi, saling
bercerita dan mendengarkan dan saling melayani dengan cinta. “Kasih
berawal dari senyum, kasih bermula dari rumah” ungkap Ibu Teresa.
Ibu
Teresa melihat dengan mendalam apa yang sebenarnya menjadi penyebab
hancurnya dunia, yaitu bila manusia tidak lagi memiliki cinta. Bagi
mereka yang termiskin dari yang miskin, yang sesungguhnya dibutuhkan
adalah cinta, perhatian dan penghargaan. Ketika ia merawat dan melayani
orang-orang miskin dan sekarat dengan penuh cinta kasih dan perhatian,
muncullah sinar kebahagiaan dari wajah mereka. Ketika mereka dicintai
dan dihargai sebagai layaknya manusia, di situlah mereka menemukan
kembali kebahagiaan mereka yang dirampas oleh keterasingan hidup mereka.
Cinta
inilah yang memampukan manusia untuk terus bertahan hidup menghadapi
berbagai macam tantangan yang tidak mudah untuk diselesaikan dalam hidup
ini. Kemampuan manusia untuk merasakan dicintai dan mencintai inilah
yang membuatnya mampu untuk berjuang dan mempertahankan hidupnya. Dalam
hubungan cinta inilah orang satu dengan yang lainnya saling membuka
diri, saling menerima sebagai pribadi yang unik. Itulah uniknya cinta,
biarpun mereka saling menyerahkan diri mereka tetap berdikari dengan
kemerdekaannya yang penuh dan justru karena mereka saling menyatukan
diri, mereka mampu mewujudkan diri masing-masing.
Cinta
Ibu Teresa yang tulus kepada orang-orang yang termiskin dari yang
miskin inilah yang mampu menyatukan hidup dan merasakan penderitaan yang
dialami oleh mereka yang menderita. Karena cinta, maka meskipun mereka
hidup tanpa jaminan dan hanya mengandalkan penyelengaraan Ilahi, namun
mereka tetap merasakan kebahagiaan. Curahan cinta itulah yang mampu
mengubah hidupnya secara total, sehingga kebahagiaan memancar dari wajah
mereka. Anda juga pasti bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar