Pengosongan Diri dan Kerendahhatian

- Kasih Seorang Ibu (3) -  

Sebuah gelas yang terisi penuh tentu tidak akan bisa diisi lagi. Dengan kata lain semakin gelas itu dikosongkan, akan semakin banyak isi yang dapat dituangkan ke dalam gelas itu. Proses pergulatan semacam inilah yang dialami oleh Ibu Teresa untuk semakin membiarkan hidupnya diisi oleh Allah, sebuah proses pergulatan rohani untuk rela melepaskan diri dari kepentingan ego dan kelemahan manusiawi, kemudian bergerak menuju kebebasan sejati sebagai anak-anak Allah. Kesadaran manusiawi setiap orang tentunya selalu mengarahkan manusia untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Melihat kenyataan ini, tentu tidak mudah untuk sampai pada pengosongan diri, mengingat bahwa dalam pengosongan diri orang harus berani meninggalkan semua itu demi Allah.
Ada sebuah pergolakan atau tarik ulur dalam batin setiap orang ketika ia berusaha mencapai pengosongan diri. Pengalaman sepi, kering, dan krisis dalam hidup rohani merupakan pengalaman yang akan dihadapi setiap orang. Pengalaman ini memang harus dihadapi karena ini menjadi satu rangkaian pengolahan hidup rohani untuk semakin menemukan sesuatu yang lebih dalam dan berarti sehingga tidak mengalami kemandegan.
Pergolakan semacam ini juga dialami oleh Ibu Teresa, namun pergolakan ini semakin membawa dirinya masuk lebih dalam dalam pengalaman rohani. Pengalaman ini membawanya untuk melihat bagaimana Yesus sendiri sebagai Putera Allah rela mengosongkan diriNya, menjadi manusia yang tak berdaya (Flp. 2:6). Pengosongan diri merupakan sikap dan pilihan hidup seseorang. “Semakin ‘kosong’ dan tak berarti, semakin bersedia untuk diisi” ungkap Ibu Teresa.
Proses inilah yang membawanya pada penghayatan hidup rohani yang mendalam, sehingga ia semakin mampu membuka diri dan keluar dari dalam diri serta membiarkan kasih Allah memenuhi hatinya. Melepaskan diri dari keinginan dan kehendak diri serta kesenangan hidup yang tidak sesuai, kemudian mengarahkan diri kepada kehendak Allah.
Pengosongan diri memang berkaitan erat dengan sikap rendah hati. Pengosongan diri membawa seseorang pada kesadaran bahwa dirinya hanya bisa melakukan segala sesuatu karena Dia. Kesadaran pribadi bahwa saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, karena lemah, berdosa dan tak berarti dihadapan Allah, membawa seseorang pada sikap rendah hati dan senantiasa menyatukan hidupnya pada Allah. Allah-lah yang membuat hidupnya menjadi berarti. Ibu Teresa memberikan tanda-tanda bahwa seseorang memiliki kerendahan hati yang sejati: Daya tahan untuk terus bergumul, rasa hormat, ketaatan, kegembiraan dalam menerima keterbatasan dan kekurangan, kasih akan sesama terutama mereka yang miskin dan tersingkir, serta ketabahan dalam menghadapi penderitaan dan luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar